Judul : Pengalamanku Di Kyoto! Peraturan Besi.
Selamat siang, saya Miki!
Aku akan bercerita tentang sebelum aku masuk ke Sakura Gakuin.
Saat liburan musim semi kemarin aku pergi ke Kyoto untuk membuat Wagashi! Yahhooi
Aku akan bercerita tentang sebelum aku masuk ke Sakura Gakuin.
Saat liburan musim semi kemarin aku pergi ke Kyoto untuk membuat Wagashi! Yahhooi
Shokunin-san (pembuatnya) memberikan saran kepadaku untuk membuatnya.
"Saat percobaan pertama kamu bisa membuatnya dengan baik. Tapi di percobaan kedua
kamu terlalu bersemangat membuatnya, jadi hasilnya kurang baik." Oh, jadi begitu
Yang pertamaku buat adalah bentuk "Sakura"!
Setelah itu aku pergi megunjungi Kuil Kyomizu...
Disana aku masuk kedalam Bodhisattva di Ruangan Zuigudo. Sebelum masuk kedalam
aku di beritahu "Didalam sangat gelap sekali, jangan lepaskan pegangan tanganmu dari
pegangan tangan (semacam pegangan besi penuntun)" seperti itulah! Peraturan besi.
"Saat percobaan pertama kamu bisa membuatnya dengan baik. Tapi di percobaan kedua
kamu terlalu bersemangat membuatnya, jadi hasilnya kurang baik." Oh, jadi begitu
Yang pertamaku buat adalah bentuk "Sakura"!
Setelah itu aku pergi megunjungi Kuil Kyomizu...
Disana aku masuk kedalam Bodhisattva di Ruangan Zuigudo. Sebelum masuk kedalam
aku di beritahu "Didalam sangat gelap sekali, jangan lepaskan pegangan tanganmu dari
pegangan tangan (semacam pegangan besi penuntun)" seperti itulah! Peraturan besi.
Di dalam sana sangat gelap. Aku berjalan dengan tangan kiri berpegangan dengan besi penuntun
dan tangan kananku menggendong tas sepatuku. Selama didalam sini kita dilarang untuk membuat
suara sedikitpun. Di tengah kegelapan itu aku harus bisa menemukan batu yang digunakan untuk
melakukan permohonan, jadi saat melihat batu itu perasaanku MAX!!
Reflek tangan kiriku melepaskan pegangannya dan menyentuh batu itu. Tapi kemudian aku
mencari pintu keluar tapi aku ngga tau. Aku sangat panik!!
Tapi untungnya orang yang datang setelahku membantuku mencarinya.
Untuk selanjutnya aku akan mengingat untuk tidak melepas peganganku...
dan tangan kananku menggendong tas sepatuku. Selama didalam sini kita dilarang untuk membuat
suara sedikitpun. Di tengah kegelapan itu aku harus bisa menemukan batu yang digunakan untuk
melakukan permohonan, jadi saat melihat batu itu perasaanku MAX!!
Reflek tangan kiriku melepaskan pegangannya dan menyentuh batu itu. Tapi kemudian aku
mencari pintu keluar tapi aku ngga tau. Aku sangat panik!!
Tapi untungnya orang yang datang setelahku membantuku mencarinya.
Untuk selanjutnya aku akan mengingat untuk tidak melepas peganganku...
Sign up here with your email
EmoticonEmoticon